Sunan Kalijaga, seorang ulama yang bijaksana dan penuh kasih, tinggal di Jawa pada masa lalu. Salah satu kisah yang terkenal mengisahkan tentang bagaimana ia memberikan pelajaran kepada seorang raja yang sombong dan angkuh.
Suatu hari, Sunan Kalijaga berjalan melintasi pasar yang ramai. Di tengah kerumunan, ia melihat seorang raja yang berjalan dengan penuh kesombongan, dikelilingi oleh pengawalnya. Raja tersebut merasa bangga dengan kekayaan dan kekuasaannya, dan dengan angkuhnya ia menatap rakyatnya dengan sikap merendahkan.
Sunan Kalijaga yang bijaksana melihat perilaku raja tersebut sebagai peluang untuk mengajarkan sebuah pelajaran. Dengan lembut dan penuh kearifan, ia mendekati raja dan bertanya, "Mengapa Tuanku berjalan dengan kepala tinggi di atas awan?"
Raja tersenyum dengan sombong dan menjawab,
"Karena aku adalah raja! Kekuasaan dan kekayaanku tak tertandingi di seluruh negeri ini!"
Namun, Sunan Kalijaga hanya tersenyum lembut dan berkata,
"Maafkan hamba, Tuanku. Tetapi meskipun kekayaan dan kekuasaanmu besar, tidaklah lebih dari sekadar debu yang akan sirna dengan angin waktu. Jika Tuanku ingin benar-benar tinggi, maka jadilah pohon yang merendahkan dirinya, memberi perlindungan dan manfaat kepada semua yang berada di sekitarnya."
Kata-kata Sunan Kalijaga menyentuh hati sang raja. Ia merenung dan menyadari keangkuhan dan kesombongannya yang sia-sia. Dari saat itu, raja itu mulai memperbaiki sikapnya, menjadi pemimpin yang adil, penuh kasih, dan berbakti kepada rakyatnya. Kisah ini menunjukkan kebijaksanaan dan pengaruh positif Sunan Kalijaga dalam membimbing orang-orang, bahkan yang paling berkuasa sekalipun, menuju jalan kebaikan dan kedamaian.