Perubahan yang dialami manusia adalah sebuah keniscayaan, sehingga perubahan yang dialami perlu adanya sebuah panduan. Panduan tersebut diperlukan agar perubahan yang terjadi dapat terarah ke perubahan yang lebih baik dari satu generasi ke generasi selanjutnya hingga terbentuk sebuah peradaban yang tinggi.
Sejarah mencatat, generasi-generasi yang memiliki perdaban tinggi mereka mampu mempertahankan generasinya hingga beratus-ratus tahun. Peradaban-perdaban tinggi ini ditandai dengan penguasaan ilmu pengetahuan pada generasi tersebut. Setiap generasi penguasaan ilmu pengetahuannya pun mempunyai dominasi yang berbeda-beda, ada yang dominan ilmu perang, ada yang dominan ilmu arsitektur, ada yang dominan ilmu filsafat dan sebagainya.
Pun hingga hari ini perubahan-perubahan dalam rangka mencapai suatu generasi dengan peradaban yang tinggi masih kita rasakan. Khususnya di Indonesia, saat ini kita sedang menyiapkan generasi yang mempunyai ilmu pengetahuan tinggi dan tangguh untuk menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045.
Generasi muda saat ini merupakan sumber daya manusia yang akan membawa dan melanjutkan serta menentukan kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia di masa yang akan datang. Oleh karenanya penyiapan generasi bukanlah suatu yang bisa dijadikan gurauan, penyiapan generasi merupakan pekerjaan penting. Dalam penyiapan generasi ini, salah satu pintu utamanya adalah pendidikan, baik formal maupun non formal. Bentuk formal melalui jenjang dasar hingga Perguruan Tinggi (semisal Universitas Negeri Yogyakarta), bentuk non formal bisa melalui pendidikan luar sekolah semisal pelatihan atau kursus-kursus dan semisalnya.
Saat ini, setelah pandemi covid 19 kita berada pada era yang benar-benar baru, baik itu di dunia pendidikan maupun diluar dunia pendidikan. Berbicara di dunia pendidikan, saat ini kita menghadapi generasi yang mengalami kondisi pandemi covid 19 hampir selama tiga tahun. Sebelum pandemi, pembelajaran di sekolah secara fisik mereka masih dominan beraktifitas diluar, berinteraksi langsung dengan kawan-kawanya, namun pada saat pendemi covid 19 tiba, mereka seolah-olah terisolasi. Aktifitas fisik diluar mereka berkurang, interaksi langsung dengan kawan-kawanya pun juga berkurang. Mereka yang awalnya belum begitu familiar dengan gadget (gawai) dipaksa menggunakan gadget dan internet dalam pembelajaran.
Hampir selama tiga tahun mereka akrab dengan gadget, maka setelah pandemi berakhir keakraban ini sulit ditinggalkan. Saat ini, keakraban anak dengan gadget menjadi masalah tersendiri. Mereka dengan mudah menggunakan gadget setiap saat, bahkan sampai ada yang begadang dengan gadget-nya hingga ketika mereka berada di kelas menjadi ngantuk dan tidak bersemangat.
Inilah salah satu perubahan atau transformasi tekhnologi dibidang pendidikan, yang mana hal ini adalah suatu keniscayaan. Tidak mungkin kita menghindari perubahan ini, perubahan ini harus diikuti dan dihadapi. Dalam perubahan, umumnya akan ada dua efek yang bertolak belakang. Efek positif dan efek negatif, tinggal bagaimana kita saat ini mempertahankan efek positif dan mengurangi efek negatifnya.
Saya akan mengambil ilustrasi tantang transformasi tekhnologi di bidang pendidikan ini dengan pengalaman pribadi penulis. Saat mengikuti pendidikan formal jenjang dasar pada tahun 80-an, saya yang bersekolah di kampung benar-benar mengalami kehidupan yang jauh dari tekhnologi. Saat itu yang kami anggap tekhnologi modern adalah televisi. Di kampung kami yang belum ada listriknya, saat itu hanya ada dua orang yang punya televisi.
Ilustrasi Anak-Anak Era 80-an |
Pada era tahun 90-an, saya melanjutkan sekolah jenjang SMP dan SMA. Disitu saya sudah mulai mengenal tekhnologi komputer, dimana komputer saat itu di sekolah saya masih terbatas sebagai alat yang kami tonton. Guru-guru SMP kami masih bercerita tentang kehebatan komputer yang bisa menghitung lebih cepat dan lebih hebat dibandingkan kalkulator.
Di SMA kami mulai dikenalkan dengan kalkulator sains, dimana ketika mencari nilai logaritma, nilai trigonometri tidak perlu melihat tabel logaritma dan tabel trigonometri. Kemudian, kami juga mulai diakrabkan dengan komputer walaupun hanya sebulan sekali atau kadang enam bulan sekali dengan belajar cara menghidupkan dan mematikan komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman BASICA, dan juga pernah diceritakan tentang kehebatan Lotus dan WS.
Ilustrasi Siswa SMA Praktik Komputer Pada era 90-an |
Waktu Kuliah, kami dikenalkan dengan tekhnologi komputer era windows 95 dan 97. Kami diajari bagaimana mengetik dan mengolah data secara sederhana, dimana saat itu kami masih akrab dengan mesin ketik Brother, dan juga belum mengenal Internet. Saya yakin saat ini sudah berbeda apa lagi bagi mereka yang kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta . Karena bagi kami saat itu, kalau bisa kuliah di Yogyakarta adalah hebat. Maka banggalah yang saat ini bisa kuliah di Yogyakarta khususnya di Unversitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Ilustrasi Mahasiswa Era Tahun 2000an |
Oleh dosen kami pada saat itu, selalu mewanti-wanti ke kami agar mengerjakan tugas dengan cara diketik menggunakan komputer. Bagi kami, mahasiswa yang pas-pasan itu sangat menyulitkan sehingga ya masih saja mengumpulkan tugas dengan ketikan mesin ketik Brother.
Setelah 25 tahun berlalu, saat ini ternyata sungguh terjadi perubahan yang luar biasa. Saat ini kita bisa menggunakan komputer/laptop setiap hari, mengakses internet setiap saat, mencari informasi dimana saja bisa bahkan kita bisa membuat website sendiri semisal blog seperti ini. Saat ini semua urusan pendidikan sudah terintegrasi dengan tekhnologi. Semisal anak saya yang saat ini sudah kuliah, dari seleksi hingga bisa duduk dibangku kuliah semua proses menggunakan tekhnologi yang sudah terintegrasi. Menurut saya ini sangat mempermudah dan membantu pekerjaan kita.
Zaman memang sudah berubah, maka pendidikanpun harus disiapkan dan mengalami perubahan agar dapat menyiapkan generasi masa depan menjadi generasi yang lebih siap dalam menghadapi zaman mereka. Zaman sekarang bisa jadi adalah potret zaman mereka yang akan mengalami perubahan besar nantinya, sehingga zaman sekarang adalah saatnya memberikan dasar bagi mereka untuk menghadapi zaman mereka sendiri yang akan mengalami perubahan cukup signifikan.
Ilustrasi Masa Depan |
Jika melihat ilustrasi yang disajikan, dimana zaman itu anak-anak masih melihat televisi hitam putih dan saat ini anak-anak sudah menggunakan gadget dan internet dengan ragam kemampuannya bahkan sudah mengenal kecerdasan buatan, sangat mungkin zaman mereka nanti saat pada puncak profesinya masing-masing sudah tidak seperti sekarang ini. Perubahannya bisa 10 kali lipat atau lebih dari zaman sekarang. Maka dari itu, dunia pendidikan harus merespon hal ini, bagaimana cara untuk menyiapkan generasi masa depan ditengah gempuran tekhnologi.